Karimun, Viralutama.co.id- Warga masyarakat petani Parit 9 Kecamatan Buru yang berjumlah puluhan KK, dengan luas lahan pertanian kurang lebih 300 Hektare sangat menghimbau kepada Pemkab Karimun melalui Dinas Perkim, agar segera meninggikan dan memberi batu miring jalan parit 9, yang merupakan jalan utama dan satu-satunya akses jalan penghubung, dari Kel Buru menuju Kandis, yang merupakan Pusat Kota Kecamatan.

Demikian dikatakan ketua kelompok Tani Sederhana Kecamatan Buru Zainuddin, Minggu 27 Maret 2022, menurut Udin panggilan akrab, sampai saat ini disamping jalan parit 9 Kecamatan Buru belum diaspal, setiap air pasang dalam atau musim penghujan tiba, jalan parit 9 yang rendah menjadi langganan aliran air masin menuju ke lahan pertanian masyarakat, belum lagi abrasi tanah karena ketiadaan batu miring,” kata Udin.

Memang didalam tiga tahun terakhir ini, ada ragam proyek Pemkab Kabupaten maupun Proyek Provinsi Kepri disekitar Parit 9, yang berupaya meminimalisir terjadinya Abrasi dan banjir dadakan, yang berimbas kepada lahan pertanian warga,” jelas Udin.

Hanya saja ragam proyek tersebut didalam pengerjaannya, disamping tidak pernah berkoordinasi sama pihak petani, selesainya proyekpun tidak pernah diketahui warga, proyek yang dikerjakan tidak banyak membantu dan terkesan tidak bermanfaat, seperti keberadaan Pintu Air dan Normalisasi, pencegah masukknya air laut,” ujar Udin kesal.

Lebih jauh menurut Udin, sepanjang Jalan Parit 9 Kecamatan Buru, tidak dilakukan penimbunan untuk peninggiannya serta tidak diberi batu miring, selama itu juga uang rakyat akan terhamburkan secara sia-sia,” ucap Udin.

Ditempat terpisah salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Buru sekaligus Sekretaris LAM Kecamatan Buru Daut Abdul Muthalib mengemukakan, apa yang dikatakan Ketua Kelompok Petani Sederhana Zainuddin cukup beralasan, karena bagaimanapun, sebelum proyek dikerjakan, wajib dilakukan Study Kelayakan, lakukan koordinasi dengan berbagai pihak sehingga pekerjaan terselesaikan dengan maksimal dan tepat sasaran serta manfaatnya dirasakan langsung oleh warga petani setempat, dan apa yang menjadi keluhan warga tersebut, hendaknya menjadi catatan dan digaris-bawahi,” ungkap Andak Daut biasa dipanggil warga

Wan Kumis