Lhokseumawe, Viralutama.co.id-Puluhan emak emam warga Gampong Tumpok Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, melakukan Aksi unjuk rasa di Kantor Keuchik, kehadiran puluhan kaum hawa tersebut mendesak orang nomor 1 dalam pemerintahan kampong untuk mengundurkan diri dari jabatan Keuchik.
Amatan dilapangan, Rabu (13/5) puluhan perwakilan ibu-ibu dari lima dusun mulai berkumpul di lingkungan pekarangan mesjid Al-Muklisin di Jalan Pemuda, Dusun V, sejak jam 10: 00 WIB, mereka bermaksud ingin bertemu pimpinan pemerintah di kampong tersebut, namun setelah lama menunggu, sang Keuchik tidak juga hadir ke kantor, hingga membuat ibu-ibu meradang akhirnya menyegel kantor keuchik Tumpok Tengoh dengan menggunakan kayu dan treiplek.
Emak emak merasa tak puas dengan menyegel kantor desa, kemudian rombongan ibu ibu mendatangi kediaman Keuchik kampong Tumpok Teungoh H. Hermansya S.Ag, di Jalan Imam Disun IV, Nomor 84. Namun mereka juga gagal tidak dapat bertemu dengan keuchik.
Salah seorang dari rombongan ibu ibu saat diwawancarai, menyebutkan,” aksi tersebut mereka lakukan karena mereka merasa muak atas kinerja pemerintah kampong yang dinilai terkesan jalan di tempat, namun anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah pusat di setiap tahun selalu tak tersisa.
“ini semua berawal dari tidak transparannya Bansos dan dana imbas Covid 19 yang dilakukan kepala dusun, kami dulunya meminta kepala dusun agar diganti tapi Keuchik tidak menggubrisnya sehingga kami menggambil keputusan bersama untuk sekalian keuchiknya di turunkan”.ungkapnya dengan nada kesal.
“Banyak bangunan dan program di kampong kami yang mangkrak dan tidak jalan, diantaranya pembangunan kantor Keuchik yang sudah empat tahun terus menerus dialokasikan angaran untuk pengerjaannya, bahkan dari tahun 2015 hingga 2019, tujuh ratusan juta anggaran desa ludes, namun bangunan tersebut sampai saat ini belum dapat digunakan” tegas Rosnidar.
Selain itu, tambah Rosnidar, “program Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) juga tidak jelas, semua hanya terkesan untuk menghabiskan anggaran saja. Semua usaha milik kampong tidak berjalan, seperti, Babershop Bunga Desa yang menguras anggaran dana desa sebesar Rp 200.000.000.- lebih pada Tahun Anggaran 2018 dan 2019.
Dan ada juga usaha Foto Copy, serta usaha Air Isi Ulang. Semua usaha milik kampong Tumpok Teungoh yang dibangun dengan anggaran dana desa dan dikelola oleh BUMG juga tidak jalan.” Uang negara ratusan juta terkesan tak bermanfaat dan mubazir” jelas dia.
“Maka kami ingin menjumpai Keuchik, sebagai masyarakat kampong kami ingin berbicara tentang itu, tapi keinginan semua yang ikut dalam aksi ini tidak terwujud karena orang yang kami maksud enggan keluar dan bertemu dengan warganya.”lanjutnya.
“Keuchik kampong kami pengecut, tidak berani menjumpai masyarakatnya saat keadaan seperti ini, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Gampong Tumpok Teungoh bukan pemerintah yang mengayomi masyarakat, tapi pemerintah yang menzalimi masyarakat dari ketidak transparansi anggaran dari segala bentuk kegiatan” demikian Pungkas dia.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Tumpok Teungoh, Asrul, saat dikonfirmasi, terkait hal tersebut enggan untuk memberikan tanggapan.” Bek dilei lon hana siap, tulis montoeng pue yang dipeugah lee masyarakat” katanya singkat.
Sumber ANN/RB