Karimun– Keberadaan Pelabuhan dibawah Koordinasi BUP, dengan kondisi sarana dan prasarana yang telah sangat tua, saat ini menjadi kendala besar bagi Badan Pengelola untuk memperbaikinya satu-persatu, beberapa dermaga seperti ponton yang telah berkarat dan berlubang disana-sini, tiang penyangga yang tenggelam, tangga besi penurunan yang juga berkarat menunggu saatnya patah, seng pejalan kaki yang jatuh terbawa angin beserta gedung ruang tunggu dengan plafon yang rusak, cat bangunan yang telah kusam serta kerusakan lainnya, terlihat jelas diberbagai sudut pelabuhan binaan, baik yang berada di Tanjung Maqom Selat Belia Kundur beserta Pelabuhan KPK di Karimun, kesemuanya membutuhkan perhatian serius jajaran Direksi BUP, untuk Fokus sesegera mungkin memperbaikinya.
Beberapa penumpang pengguna jasa pelabuhan binaan BUP, terang-terangan berkomentar kepada Viralutama.co.id dan tidak mau disebutkan namanya Sabtu (02/09) mengemukakan, dirinya (Sumber-Red) cukup sering menggunakan jasa pelabuhan Tg. Maqam dan Pelabuhan KPK, hampir satu tahun lebih, kerusakan berbagai sarana secara berlahan membiak kesana-sini, tetapi tidak terlihat adanya perbaikan yang berarti dari Pengelola Pelabuhan didalam hal ini BUP.” Kata Sumber.
Coba BUP lebih Fokus melakukan perbaikan secara berlahan, mulai dari perbaikan yang kecil, dengan tidak mengeluarkan biasa yang begitu besar, mungkin secara berlahan keberadaan pelabuhan akan kembali pulih dengan sentuhan perbaikan, seperti contoh kerusakan seng tempat pejalan kaki, dirasa tidak membutuhkan pendanaan yang begitu besar, tetapi kenapa tidak juga dilakukan perbaikan,” jelas Sumber balik bertanya.
Apa karena saat ini BUP mengalami defisit keuangan secara besar-besaran, sehingga menutup diri dan “Tiarap” sementara untuk merehap berbagai kerusakan yang ada,” ujar Sumber.
Disini BUP harus memberanikan diri mengambil sikap, lakukan rapat internal jajaran Direksi, jika memang merasa keuangan perusahaan tidak lagi memadai, lakukan pemangkasan dibeberapa sektor bidang kerja, seperti merumahkan para pekerja, meminimalisir pemangkasan pengeluaran lain seperti air, listrik, perjalanan dinas dan sebagainya, dengan demikian Sumber optimis, kerusakan kecil secara berlahan, hingga kepada perbaikan yang besar untuk kedepannya, akan dapat terealisasi tahap demi tahap, tetapi jika sebaliknya BUP bekerja hanya sebatas Ibarat ” Air Mengalir ” bertahan didalam kondisi sulit, sampai kapanpun pe geluaran besar akan kerusakan berbagai prasarana akan berada didepan mata, akan menjadi “Bom Waktu” yang suatu saat akan “menenggelamkan” Perahu BUP.” ungkap Sumber.
Ditempat terpisah Zainuddin Ketua DPC Lembaga Investigasi Badan Penyelamat Aset Negara Kab. Karimun saat diminta komentarnya melalui Via Seluler mengatakan, benar yang dikatakan Sumber, segeralah BUP berbenah diri, lakukan perbaikan disana-sini, jangan setelah keberadaan Pelabuhan memakan korban jiwa, baru mengambil sikap untuk memperbaiki banyak hal,” kata Zainuddin. (Syahrul)