Karimun– Tugas dan kerja berat selaku Direksi BUP, yang mengelola barang Inventaris tua, melanjutkan kinerja beberapa Direksi BUP yang lama, memang diminta bekerja super ekstra, kecaman dan sindiran silih berganti, kemampuan pendanaan dari penghasilan mengguna jasa pelabuhan yang terbatas, sepertinya tidak mampu rasanya untuk merenovasi banyak kerusakan, dari inventaris tua yang wajib harus tetap dijaga.

Berani berkecimpung dilingkungan BUP, bearti berani melakukan pembenahan secara menyeluruh, keluhan setelah memegang jabatan, suatu lelucon dan merupakan sikap yang tidak Provesional.

Sebagaimana beberapa kali pemberitaan di Viralutama.co.id terdahulu, sorotan demi sorotan permasalahan yang terjadi dilingkungan internal BUP, memang diakui cukup komplit, mulai dari semakin menurunnya penghasilan pengguna jasa pelabuhan diwilayah koordinasi untuk setiap bulannya, rusak dan bocornya pelapon ruang tunggu diberbagai sudut bangunan, sampai kepada perawatan Ponton dermaga, yang membutuhkan dana tidak kecil, hingga rusaknya seng pelabuhan khusus untuk para pejalan kaki, diberbagai sudut jembatan Tanjung Maqam, sampai berita ini termediakan, masih menjadi bola panas yang entah kapan akan dilakukan perbaikannya.

Belum lagi biaya pengeluaran wajib bulanan, seperti gaji dan honor para Direksi serta pekerja, biaya Listrik dan Air serta pengeluaran lain, kesemuanya bukan permasalahan kecil, segampang kita membalikkan telapak tangan.

Menyikapi ragam permasalahan, jajaran Direksi sangat dihimbau se-segera mungkin mencari formula, agar semua permasalahan yang ada secara berlahan dapat terselesaikan, bukan dengan formula dan kajian mengurangi gaji dan atau honor pekerja untuk setiap bulannya.

Beberapa warga pengguna jasa pelabuhan Tanjung Maqam, ketika dijumpai dan diminta komentarnya Kamis (08/09) kepada Viralutama.co.id mengemukakan, jujur malu rasanya dengan warga penduduk diluar pulau Kundur, jika berkunjung dan atau mendatangi keluarga mereka yang menggunakan jasa pelabuhan Tanjung Maqam, sudahlah ponton pelabuhan berkarat dan menunggu rusak berat, seng jembatan pelabuhan untuk para pejalan kaki, juga rusak diberbagai sudut,” kata Sumber.

Entah sampai kapan, Seng jembatan pelabuhan dibiarkan rusak, ibarat penyakit, jika terkena sesak napas, tidak segera diobati, penyakit sesak napas akan menjalar ke jenis penyakit lain, sehingga menjadi Komplikasi,” jelas Sumber.

Disini BUP harus berani mengambil resiko, segera perbaiki jenis kerusakan, yang tidak membutuhkan dana yang besar, jika dibiarkan, maka kerusakan barang Inventaris tua akan menjadi semakin melebar,” ujar Sumber.

Pantauan media ini dilapangan, suka tidak suka, sepertinya Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, sebagai Partner Kerja BUP, yang dipercayakan untuk mengelola bangunan dan ragam Inventaris Tua, harus memberikan bantuan pinjaman lunak, berupa suntikan dana kepada BUP, selama BUP tidak diberi “Infus” jangankan untuk memberikan setoran dana kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun dalam bentuk PAD, untuk memperbaiki banyak kerusakan inventaris saja, mungkin hanya sebatas utopia belaka.