Aceh Timur, Viralutama.co.id-AktivisĀ  Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, berharap agar anggota legislatif di Aceh, terutama DPRK Aceh Timur, tidak basa – basi, dan harus selalu berpedoman pada dasar – dasar kondisi kerakyatan, ketika mereka melontarkan kritik ke tengah publik.

Hal itu disampaikan Ronny, agar kritikan dari para wakil rakyat di Aceh Timur, lebih berkualitas dan bisa berdampak pada perubahan sosial, terutama nasib warga yang kian sulit dan terpuruk akhir – akhir ini.

” Kita dukung kritikan dewan, tapi nyambung dikit dong, jangan hanya basa – basi dan sampai enggak nyambung dengan penderitaan rakyat, problem mendasar rakyat hari ini adalah masih seputar ketidakadilan, kemiskinan dan pengangguran yang menyengsarakan, dan problem mendasar lainnya yang belum ada solusinya, masak yang dikritik malah gak nyambung sama itu semua, ibarat mengkritik masalah luar angkasa, sedangkan masalah di bumi ini cukup banyak, bahkan yang di depan matanya saja jelas tidak beres tapi tidak dikritik, itu ada apa,” kata Ronny, Rabu 17 Juni 2020.

Ronny menduga, dalam mengkritik, pihak legislatif terkesan seolah berupaya mengalihkan perhatian publik dari persoalan yang sesungguhnya sedang mendera Aceh Timur.

” Masalahnya ada di bumi ini, di pusat pemerintahan, dan itu ada di depan mata mereka, yang dikritik malah masalah luar angkasa, kan enggak nyambung itu, diduga seakan – akan mengalihkan perhatian publik dari masalah yang sebenarnya,” ketus Ronny, tanpa menjelaskan apa yang ia maksud masalah luar angkasa tersebut.

Menurut eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh itu, sebenarnya ada banyak sekali persoalan – persoalan kerakyatan yang terjadi di Aceh Timur, namun seakan luput dari perhatian dewan, bahkan tidak menjadi bahan pengawasaan atau kritikan dari lembaga legislatif tersebut.

” Anggota dewan ada 40 orang, tapi yang berani kritik paling satu atau dua orang, itu pun kayaknya enggak nyambung, entah apa yang dikritik, dan sisanya 30 sekian orang lagi entah ngumpet dimana, sejak dilantik gak pernah muncul di ruang publik, kami enggak tahu, itu yang enggak pernah muncul itu, gajinya diambil atau tidak tiap bulan, padahal ada banyak masalah di Aceh Timur ini, tapi mereka terkesan bungkam di sana,” ketus putera Idi Rayeuk, Aceh Timur, berdarah Aceh – Minang itu.

Dia mengungkapkan, sejumlah persoalan besar padahal sedang melilit Aceh Timur saat ini.

” Masa darurat covid 19 ini kayaknya kemiskinan dan pengangguran meningkat, itu juga katanya dewan mengawasi dana covid, hasil yang diawasi juga kita belum tahu, belum lagi persoalan – persoalan lain, aksi kejahatan dan kekerasan juga marak terjadi, masalah perantau Aceh Timur di Malaysia belum tuntas, masalah dugaan penyimpangan di desa , masalah birokrasi, lemahnya penegakkan hukum dan lain – lain, pokoknya banyak sekali, bahkan pejabat disangka mesum juga ada, tapi koq enggak dikritik ya,” cetus Ronny.

Ronny berharap, DPRK Aceh Timur jangan basa – basi dan tidak segan – segan melontarkan kritikan terhadap kinerja pemerintahan demi membela kepentingan masyarakat.

” Dewan jangan sungkan – sungkan mengawasi dan mengkritik keras kebijakan pemerintah demi membela kepentingan rakyat, karena kami rakyat jelata ini akan selalu siap bersama kalian yang benar – benar pro- rakyat, karena kalian juga digaji untuk memperjuangkan dan menyuarakan kepentingan rakyat itu sendiri,” tegasnya.

Alumni Universistas Ekasakti itu menilai, sejauh ini, DPRK Aceh Timur, terkesan masih basa – basi dan memilah – milah persoalan yang menjadi bahan kritikan dan diduga memilih kritikan dengan sasaran yang aman – aman saja.

” Dewan kita sekarang sudah lebih bagus dari periode sebelumnya, sudah ada yang vokal dan turun ke masyarakat, tapi kayaknya masih milih – milih yang mau dikritik, kesannya main aman saja, bahkan terkadang bukan Pemkab yang dikritik, tetapi pihak – pihak lain yang enggak nyambung dengan kinerja pemerintahan dan penderitaan rakyat, entah kenapa bisa begitu,” ujar Ronny.

Dia berharap, DPRK Aceh Timur terus mengawasi dan mengkritik kinerja pemerintahan tanpa henti, serta memperjuangkan demokrasi dan terpenuhinya keadilan serta kesejahteraan bagi rakyat.

” Kami suara jalanan ini, sangat berharap, para wakil rakyat menjadi sekutu kami dalam hal menyuarakan ketidakadilan dan penderitaan rakyat, serta problem – problem sosial lainnya, kalian harus bersuara memperkuat demokrasi, kalian jangan takut di PAW, jangan takut dipangkas aspirasi dan lain – lain, karena kalian sudah berjanji di masa kampanye, bahwa kalian ingin duduk di sana demi kepentingan rakyat. Percayalah, rakyat akan mendukung anda semua, selama anda benar – benar berjuang membela kepentingan rakyat, dan semuanya itu, termasuk nasib kalian, Allah S.W.T. yang menentukan, bukan manusia,” pungkas aktivis cadas itu menutup keterangannya.