Aceh Timur – Aktivis Front Anti Kejahatan Sosial (FAKSI) Aceh, Ronny Hariyanto, mengingatkan agar DPRK Aceh Timur bekerja lebih keras lagi untuk mendengarkan banyaknya aspirasi masyarakat yang mengeluhkan nasibnya selama ini, terutama soal urusan publik yang dinilai sangat penting dan mendesak.

” DPRK Aceh Timur mesti bekerja lebih giat lagi, jangan pasif, masyarakat udah menjerit – jerit, masak seperti tidak kedengaran, jangan sampai DPRK ini terkesan seperti sarang pengangguran, yang tidak jelas kerjanya apa untuk masyarakat luas, kantornya pun terkesan suram saja tanpa gebrakan, melempem saja di hadapan pemerintah kabupaten, padahal banyak hal yang perlu mereka awasi dan kritik terkait persoalan masyarakat,”” kata Ronny, Sabtu 16 Januari 2020.

Ronny mengungkapkan, akhir – akhir ini, begitu banyak problem sosial yang diutarakan masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media sosial, terkait kondisi sosial di Aceh Timur, namun terkesan kurang mendapat respon secara keseluruhan baik oleh eksekutif maupun legislatif di Aceh Timur.

” Sebenarnya banyak masalah yang dikeluhkan masyarakat beberapa bulan terakhir ini , baik itu masalah banjir, terkait pengungsi, bantuan untuk pengungsi, masalah polemik BLT, polemik dana UMKM, jalan rusak, balik banjir lagi, dan masalah kemiskinan serta masalah sosial lainnya, itu belum lagi soal bimtek dan dana Covid 19, tapi kesannya kurang ditanggapi oleh dewan, meskipun ada beberapa anggota dewan yang memang intens secara pribadi mengulur bantuan ke masyarakat, tapi itu jumlahnya dewannya bisa dihitung jari, nah yang lainnya pada kemana, koq gak muncul saat masyarakat butuh?” ketus putera Idi Rayeuk berdarah Aceh – Minang itu.

Eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Aceh itu mengaku sangat heran, hingga detik ini, terkesan banyak anggota dewan yang tidak pernah terlihat di depan publik dan terkesan bersembunyi dari pandangan masyarakat setelah terpilih, padahal persoalan masyarakat sangatlah kompleks.

” Memang ada dewan yang aktif dan turun langsung menyalurkan bantuan ke masyarakat ketika bencana atau persoalan lainnya, sudah baguslah ketimbang periode lalu, tapi kesannya orangnya hanya yang itu – itu saja yang muncul dan peduli, yang lainnya kemana? lagipun tugas dewan bukan tok mengantarkan bantuan mie instan atau telur saja ketika bencana, masih banyak lagi tugas mereka, diantaranya mendengarkan aspirasi dan memastikan hak – hak masyarakat terpenuhi, tapi dewan yang nampak kerja palingan cuma 5 atau 6 orang saja, sisanya enggak tahu entah kemana,” cetus Ronny.

” Ini jangankan memikirkan Aceh Timur, terkadang di desa atau di kampungnya sendiri aja enggak beres, kami pernah dapat informasi begitu selama ini,” sebut Ronny.

Pihaknya mendesak, agar DPRK Aceh Timur, terus meningkatkan kinerjanya pada tahun 2021 ini, agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

” Jangan sampai ada yang cuek, acuh tak acuh, mentang – mentang masyarakat diam saja menyaksikan tingkah polah dewan, sebab selalu ada kesempatan bagi dewan untuk melakukan perubahan, kecuali kalau udah nggak betah lagi ya mundur saja, jangan sampai masyarakat mengira dewan digaji tapi tidak kerja, dan hanya makan gaji buta, padahal mungkin faktanya tidak demikian, sayangilah masyarakat sebagaimana anda mencintai keluarga anda sendiri,” pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.