Kundur– Untuk tidak menghambat Rezeki orang lain yang ingin mencari kehidupan di pelabuhan Tanjung Batu Kundur, pihak transportasi Ojek dan Taxi meminta agar kapal Satria Berangkat Tepat waktu.

Pemilik Kapal Satria dan juga pihak keagenan diminta jangan hanya memikirkan keuntungan semata namun orang lain yang harus menjadi korban kebijakan yang diduga salah kaprah.

Dengan demikian pihak Agen diminta untuk mentaati waktu yang sudah di sepakati dan sudah ditentukan oleh Syahbandar. Kebijakan yang diduga salah kaprah dari pihak agen dan pemilik kapal maupun nakhoda kapal Satria tersebut bukan hanya merugikan pihak Ojek dan Taxi, selain Ojek dan Taxi kebijakan tersebut juga akan menimbulkan kerugian kepada pemilik dan keagenan kapal yang lain,” karena jadwal keberangkatan sudah diatur untuk masing-masing kapal yang memilik jarak dan waktu yang berbeda.

Andi (55) salah seorang tukang Ojek meminta agar kapal Satria dari Tanjung Batu tujuan Tanjung Balai Karimun Berangkat Tepat waktu dan tidak menunggu kapal Tenggiri yang datang dari Tanjung Buton Pekan Baru. Sepengetahuan Andi jadwal keberangkatan kapal Satria dari Tanjung Batu ke Tanjung Balai Karimun sekitar pukul 04.00.Wib namun kapal tersebut diberangkatkan setelah kapal tenggiri sampai dari Tanjung Buton sekitar lebih kurang pukul 05.00, dengan tujuan menunggu penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Tanjung Balai Karimun.” Kata Andi

Lanjut Andi sebelum kapal Satria beroperasi dari Tanjung Batu ke Tanjung Balai Karimun, kami baik Taxi dan juga Ojek selalu mendapat penumpang tujuan Selat Belia maupun ke Tanjung Berlian. Namun untuk beberapa bulan belakangan ini penumpang yang menggunakan transportasi Ojek dan Taxi sudah tidak ada lagi karena mereka langsung di Via dari kapal tenggiri ke kapal Satria.

Dengan demikian para pengojek dan juga Taxi merasa kalau rezekinya sudah di hambat oleh pihak Agen dan juga pemilik kapal Satria, kalau memang kapal Satria mau menunggu penumpang dari Tanjung Buton kenapa mengambil jadwal pada pukul 04.00, ambil saja pukul 05.00 atau pukul 07.00 malam, pungkas Andi.

Kendati untuk menyikapi berbagai keluhan tersebut khusus tukang Ojek dan juga para sopir Taxi, Kepala Syahbandar Tanjung Batu Tarigan O.K melakukan kordinasi dengan pihak Agen dan juga Nakhoda kapal Satria di pelabuhan Tanjung Batu, Senin (04/10/2021). Kepala Syahbandar Tanjung Batu Tarigan O.K meminta agar pihak Agen dan juga Nakhoda maupun pemilik kapal untuk mentaati waktu keberangkatan yang sudah di tentukan.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk tidak merugikan orang lain dan tidak menimbulkan rasa cemburu sosial terhadap keagenan dan pemilik kapal lain juga. Tarigan O.K juga sangat berharap dengan adanya pasilitas atau sarana pelabuhan yang sudah dibangun oleh pemerintah dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas dan tidak dijadikan untuk kepentingan pihak tertentu, tutur Tarigan O.K penuh harap.

Lain hal nya, H. Muhammad Asyura tokoh masyarakat Kecamatan Kundur yang merupakan mantan ketua DPRD Kabupaten Karimun berpendapat. Menurutnya kapal Satria tujuan Tanjung Balai Karimun sudah mendapat jadwal keberangkatan pada pukul 04.00, seharusnya tidak boleh menunggu kapal Tenggiri yang sampai dari Tanjung Buton yang sampai sekitar pukul 05.00,” jika kapal Satria diberangkatkan pada pukul 05.00, berarti waktu keberangkatan sudah molor selama lebih kurang satu jam. Kebijakan pihak agen dan juga pemilik kapal serta nakhoda yang menunda keberangkatan kapal tersebut tidak hanya akan membuat ribut dan merugikan para pengojek dan sopir Taxi, namun sangat dikhawatirkan akan menimbulkan kegaduhan kepada pemilik kapal dan agen lain.”katanya

Selain itu, penundaan keberangkatan kapal Satria yang selalu menunggu kedatangan kapal Tenggiri dari Tanjung Buton juga telah menjadi penghambat rezeki para sopir Taxi dan saudara-saudara kita yang mengais rezeki dari mengojek.

Biasanya para penumpang yang turun dari kapal Tenggiri yang mau ke Tanjung Balai atau pun tujuan lebih pulau Belat sering menggunakan transportasi Ojek atau Taxi. Namun setelah adanya kebijakan salah kaprah dan sipat ingin hidup sendiri, para tukang Ojek dan Sopir Taxi yang harus gigit jari.

Dengan demikian H.Muhammad Asyura mengharap kepada seluruh sopir Taxi dan para tukang Ojek untuk tidak menyalahkan petugas Syahbandar karena semuanya merupakan kebijakan dari pihak agen dan pemilik kapal serta Nakhoda,” tutur HM Asyura.